Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Puasa Tirakat Untuk Mengasah Keilmuan Anda

Puasa Tirakat -Puasa memiliki banyak manfaat, selain pahal yang akan masuk kedalam buku amalan kita, juga memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Bukankah begitu sobat? Bagi santri pondok pesantren salaf, manfaat puasa yang seperti itu sudah tidak difikirkan karena hal tersbut pasti didapatkannya, banyak santri yang mengamalkan berbagai amalan untuk mencari keberkahan ilmu yang diterimanya.

Kebanyakan santri melakukan  tirakat , melakukan ritual-ritual tertentu seperti rutin shalat tahajjud, menjaga wudhu atau dawamul wudhu, melakukan Puasa Tirakat , dan lain sebagainya. Nah, dari berbagai amalan yang baisanya dilakukan oleh santri, kami akan membahas secara detail puasa Tirakat agar anda faham apa yang dinamakan dan cara untuk melakukan puasa Tirakan berikut ini.


Nah, 5 macam puasa berikut ini tergolong sebagai puasa yang istimewa, atau bisa dikatakan enggak umum, karena semakin jarang yang melakukannya. Selain itu, perlu kesabaran tingkat tinggi untuk menjalani tirakat yang 5 ini. Berikut uraiannya:

1. Puasa Mutih


Puasa mutih adalah puasa yang saat berbuka menunya hanya nasi putih dan air bening saja. Ingat, nasi putih tok, tanpa sayur, tanpa garam, tanpa lauk apalagi minum susu. Untuk mengakali rasa hambar, nasi ditanak sampai kira-kira berkerak.

Simak Juga Cara Puasa Mutih Terlengkap

Nah, kerak nasi yang hangat itu dituangi air yang nantinya untuk minum. Tahukah Anda rasanya? Saya kasih bocoran. Rasanya itu gurih dan segar, lho. Lumayan, daripada makan nasi putih hambar yang kadang bikin mual.

Durasi waktu puasa mutih ini berbeda-beda. Hal tersebut tergantung anjuran dan petunjuk yang diterima dari kiai. Ada yang 3 hari, 7 hari, bahkan 40 hari. Biasanya, puasa empat puluh hari hanya makan nasi. Di hari terakhir, akan disertai puasa pati geni, yaitu puasa puasa selama satu hari satu malam, tanpa berbuka di waktu Magrib. Baru berbuka puasa saat subuh hari setelahnya.

Tata cara wishal (tidak berbuka puasa di waktu Magrib) ini masih sesuai batasan yang disabdakan Rasulullah Saw. yaitu: “Janganlah kalian melakukan puasa wishal. Siapa yang ingin wishal, maka lakukanlah hingga waktu sahur (sehari semalam),” (H.R. Bukhari).

2. Puasa Daud


Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash  r.a. adalah seorang sahabat Nabi yang tekun beribadah sampai-sampai bertekad untuk selalu ibadah malam dan berpuasa siang hari sepanjang hayatnya. Rasulullah Saw. lantas menyarankan agar ia mengurungkan hal itu.

Beliau menganjurkan untuk puasa 3 hari di tengah bulan. Abdullah meminta porsi lebih. Lalu, Nabi bersabda, “Puasalah sehari dan tidak puasa sehari, itulah puasa Nabi Daud a.s. dan itulah puasa teradil.” Abdullah berkata, “Sungguh saya mampu untuk yang lebih utama dari itu.” Nabi menjawab, “Tiada yang lebih utama lagi,” (H.R. Muslim).

Simak Juga Cara Puasa Daud dan Hikmahnya

Di kalangan santri, puasa Daud termasuk puasa yang berat. Biasanya disertai ijazah doa tertentu dari kiai. Pada umumnya, dilakukan dalam satu tahun atau lebih. Namun, ada juga yang kemudian mengistikamahkan dan terus berpuasa Daud.

3. Puasa Ngerowot


Ngerowot adalah istilah untuk puasa yang menghindari makan nasi. Hanya makan sayuran, lauk dan pengganti nasi seperti singkong, ubi jalar, dan lainnya. Ada juga ngerowot tanpa puasa. Bahkan, amalan yang dilakukan minimal satu tahun ini kadang menjadi candu bagi santri. Sehingga, santri tersebut enggak doyan nasi.

4. Puasa Dalailul Khairat


Kitab Dalailul Khairat adalah kitab yang berisikan kumpulan salawat nabi yang disusun dalam pembagian tertentu (hizib-hizib) untuk dibaca tiap hari. Misalnya, bacaan salawat untuk hari Senin berbeda dengan bacaan salawat untuk hari Selasa, dan begitu seterusnya hingga hari Senin kembali. Setiap selesai satu hizib, diakhiri doa khataman yang sudah ditentukan oleh pengarang kita tersebut.

Salawat tersebut ada yang redaksinya dari Rasulullah Saw., ada pula yang dirangkai oleh sahabat dan ada pula yang merupakan gubahan para ulama. Kitab yang ditulis oleh Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (870 H) ini termasuk kitab yang paling dimusuhi oleh Wahabi dan para simpatisannya.

Padahal, yang dibaca itu salawat. Alquran pun menganjurkan kita membaca salawat. Tirakat puasa dan membaca kitab ini bertingkat-tingkat. Ada yang puasa hanya 3 hari, 7 hari, 40 hari sampai yang terlama adalah 3 tahun. Ini tergolong puasa dahr (tahunan) dan hanya ada rehat saat hari-hari yang haram untuk berpuasa.

Simak Juga Jangan pernah melakukan hal ini walau hanya sekali

Terkait puasa tahunan ini kalangan ulama Syafi’iyyah berpendapat makruh bagi orang yang khawatir membahayakan diri atau terbengkalai dari memenuhi kewajiban pokok. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis, “Orang yang berpuasa sepanjang tahun tidaklah berpuasa,” (H.R. Bukhari-Muslim).

Sementara itu, bagi yang tidak khawatir bahaya dan terbengkalainya kewajiban, maka ia sunah berpuasa tahunan, sebagaimana hadits, “Siapa yang puasa dahr, sempitlah neraka jahanam baginya seperti ini,” (H.R. Bahaqi dan Ahmad). Artinya, dia tidak akan masuk neraka Demikian penjelasan dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, juz III, hlm. 222.

5. Puasa Samber Nyowo


Namanya kok sangar, ya? Samber nyowo (menyambar nyawa). Tapi santai aja. Ini puasa unik yang mungkin hampir punah. Orang yang melakukan puasa ini hanya makan dari sayuran atau daun-daunan yang masih mentah dan didapat dengan cara mengambil dari pohon sambil berlari. Oleh karena itu, dinamakanlah samber nyowo.

Lha, terkait istilah nyowo itu senditi saya enggak paham. Bisa jadi karena menyambar makanan sekedar penyambung nyawa. Ada juga yang menamakannya puasa ngidang alias berlaku seperti kijang. Mengambil makanan sambil berlari.

Dari berbagai puasa yang telah kami paparkan, semuanya itu tidak lepas dengan tujuan kita mencari pahala dan tujuan untuk mengolah jiwa (Riyadah), yang berguna untuk melatih kedisiplinan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta menjadi wasilah di kabulkannya permohonan serta menjadi mujahadah seperti yang dilakukan para wali dan para ulama. Puasa Tirakat